Sebagai wanita, tentu Anda mendambakan pria yang menyayangi Anda, penuh perhatian dan sangat pengertian. Pria yang mampu memberikan respon pada Anda dengan tepat. Keinginan ini terdengar tidak realistis yah, mana ada orang yang mampu membaca pikiran.
Ternyata keinginan
yang diklaim umum tak realistis ini, bukan tercipta sebatas khayalan
akan dunia ideal atau sosok sempurna seorang pangeran. Baru-baru ini
terungkap dalam sebuah studi, ternyata ada hubungannya antara sikap
seseorang terhadap pasangannya dengan sikap mereka terhadap anak-anaknya
kelak. Intinya seorang pasangan yang penyayang, penuh perhatian dan
pengertian akan menjadi ayah yang ideal. Ayah yang mampu memenuhi
kebutuhan kasih sayang pada anak-anaknya. Bukankah ini yang dicari dari
sosok calon ayah dari anak-anak Anda?
Peneliti menemukan bahwa
kemampuan untuk menyayangi dan memperlakukan pasangan dengan baik,
adalah kemampuan yang sama akan digunakan untuk merawat anak-anak.
Penelitian ini berusaha mengkaji bagaimana pola asuh terbentuk dalam
sebuah keluarga.
"Penelitian mencoba melihat bagaimana satu
hubungan memengaruhi hubungan lain," kata Abigail Millings dari
University of Bristol. Penelitian ini juga diterbitkan dalam Personality and Social Psychology Bulletin.
Millings
yang juga merupakan penulis utama karya penelitian ini menjelaskan,
"Kami ingin melihat pengaruh hubungan romantis antara orang tua mungkin
terkait dengan tipe orang tua dan gaya pengasuhan."
Studi yang
dilakukan di University of East Anglia ini melibatkan 125 pasangan
dengan anak-anak berusia 7 sampai 8 tahun. "Pekerjaan kami melihat
hubungan romantis dan gaya pengasuhan pada saat yang sama," kata
Millings. Peneliti melihat beberapa faktor: kemesraan atau kedekatan
pasangan satu sama lain, gaya pengasuhan yang mereka gunakan dengan
anak-anak mereka dan pengasuhan responsif.
Pengasuhan responsif
menurut Millings adalah kemampuan untuk merespon kebutuhan orang lain.
“Ini berarti memperhatikan ketika orang lain mengalami hari yang buruk,
mengetahui bagaimana untuk menghibur mereka, dan bahkan apakah mereka
ingin dihibur atau dibiarkan sendiri sesaat." Dengan kata lain sangat
pengertian.
Dan, katanya, sifat responsif juga juga tak sebatas
ketika pasangan sedang dalam masalah atau sedih, juga mampu merespon
dengan tepat untuk hal-hal baik dan kesuksesan serta kebahagiaan
pasangan.
Studi juga menemukan bahwa sikap responsif ini, ternyata
adalah keterampilan umum. Artinya berlaku untuk segala bentuk hubungan.
“Jika Anda dapat melakukan pengasuhan responsif, Anda dapat
melakukannya di seluruh hubungan yang berbeda," kata Millings.
Jadi
menginginkan pria baik dan penyayang adalah hal yang sangat lumrah.
Sebab cara dia memperlakukan Anda adalah cermin ia memperlakukan
anak-anaknya kelak. Millings juga mengungkap satu fakta unik, bahwa cara
kita memperlakukan pasangan kita tidak akan berpengaruh pada caranya
mengasuh anak. Kesimpulannya, ini bekerja dua belah pihak. Cara Anda
menjaga dan menyayanginya juga akan menjadi cara Anda mengasuh
anak. Saat Anda dan dia berhubungan romantis adalah momen kalian
berlatih menjadi orang tua kelak. Pasangan sehat yang harmonis akan
menjadi orang tua yang baik.
Kabar baiknya pengasuhan responsif merupakan skill
yang dapat dilatih. "Berlatihlah menjadi sensitif dan responsif -
misalnya, dengan benar-benar mendengarkan dan dengan benar-benar mencoba
mengerti perspektif orang lain, Dengan ini akan membantu kita untuk
meningkatkan keterampilan pengasuhan responsif yang berguna untuk
mengasuh anak-anak kita nantinya," katanya.