Banyak pakar diet yang mengatakan bahwa sebaiknya kita mengurangi
konsumsi karbohidrat pada malam hari, jika tak ingin tubuh jadi gampang
melar. Karbohidrat, seperti nasi, pasta, atau roti, sebaiknya dikonsumsi
untuk sarapan dan makan siang saja.
Hal ini membuat karbohidrat
seolah-olah punya semacam "jam malam", yaitu tak boleh dikonsumsi
selepas pukul 18.00. Anda juga disarankan untuk lebih banyak mengonsumsi
protein, yang katanya bisa membantu kita kenyang lebih lama.
Pengaturan makan seperti ini memang menjadi populer karena mudah dipahami dan mudah pula dilakukan. Malahan, orang-orang yang menerapkan cara makan seperti ini jadi merasa tidak gampang kembung dan lebih berenergi.
Namun menurut penelitian baru dari Institute of Biochemistry, Food Science and Nutrition di Hebrew University, Yerusalem, kalau Anda ingin benar-benar menurunkan berat badan sebaiknya Anda melakukan hal yang sebaliknya.
Pengaturan makan seperti ini memang menjadi populer karena mudah dipahami dan mudah pula dilakukan. Malahan, orang-orang yang menerapkan cara makan seperti ini jadi merasa tidak gampang kembung dan lebih berenergi.
Namun menurut penelitian baru dari Institute of Biochemistry, Food Science and Nutrition di Hebrew University, Yerusalem, kalau Anda ingin benar-benar menurunkan berat badan sebaiknya Anda melakukan hal yang sebaliknya.
Tim peneliti yang dipimpin oleh Sigar Sofer melakukan
eksperimen terhadap 78 perwira polisi. Mereka dibagi dalam dua kelompok:
kelompok yang mengonsumsi karbohidrat hanya pada malam hari, dan
kelompok yang mengonsumsi karbohidrat sepanjang hari namun tetap dengan
pengawasan peneliti.
Terlihat, mereka yang mengonsumsi karbohidrat
pada malam hari akan menyebabkan leptin (hormon yang membantu kita
merasa kenyang) meningkat pada pagi dan siang hari, sedangkan ghrelin
(hormon yang memicu rasa lapar) akan ditekan, lalu memuncak pada malam
hari.
Responden yang makan karbo pada malam hari juga dilaporkan merasa tidak begitu lapar sepanjang siang. Mereka ternyata memiliki lemak tubuh yang lebih rendah dan kadar gula darah dan lemak darah yang lebih baik daripada kelompok yang tetap dikontrol, sehingga menurunkan risiko mengembangkan sindrom metabolik.
Penelitian ini sebenarnya diadakan karena "terinspirasi" puasa Ramadhan di mana orang muslim berpuasa pada pagi hingga sore hari, dan makan makanan yang tinggi karbohidrat pada malam hari. Pengaturan makan tersebut ternyata menimbulkan perubahan jumlah leptin yang diproduksi oleh tubuh.
Oleh karena itu, muncul wawasan baru bahwa mungkin pola diet seperti ini justru menguntungkan, yaitu mengonsumsi karbohidrat lebih sedikit pada pagi dan siang hari, dan mengonsumsinya lebih banyak setelah pukul 17.00. Bahkan para peneliti juga menyarankan pola diet ini baik untuk orang-orang yang berisiko mengidap diabetes atau penyakit kardiovaskuler akibat obesitas.
Responden yang makan karbo pada malam hari juga dilaporkan merasa tidak begitu lapar sepanjang siang. Mereka ternyata memiliki lemak tubuh yang lebih rendah dan kadar gula darah dan lemak darah yang lebih baik daripada kelompok yang tetap dikontrol, sehingga menurunkan risiko mengembangkan sindrom metabolik.
Penelitian ini sebenarnya diadakan karena "terinspirasi" puasa Ramadhan di mana orang muslim berpuasa pada pagi hingga sore hari, dan makan makanan yang tinggi karbohidrat pada malam hari. Pengaturan makan tersebut ternyata menimbulkan perubahan jumlah leptin yang diproduksi oleh tubuh.
Oleh karena itu, muncul wawasan baru bahwa mungkin pola diet seperti ini justru menguntungkan, yaitu mengonsumsi karbohidrat lebih sedikit pada pagi dan siang hari, dan mengonsumsinya lebih banyak setelah pukul 17.00. Bahkan para peneliti juga menyarankan pola diet ini baik untuk orang-orang yang berisiko mengidap diabetes atau penyakit kardiovaskuler akibat obesitas.
Studi yang dimuat di jurnal Nutrition, Metabolism & Cardiovascular Diseases
ini juga menerangkan bahwa Anda hanya perlu membatasi porsi makanan
Anda. Kemudian, perhatikan pilihan karbohidratnya. Takaran seporsi
makanan berkarbohidrat adalah selembar roti atau secangkir nasi atau
pasta yang sudah matang. Porsi yang lebih besar bisa membuat gula darah
melonjak, dan akhirnya meningkatkan produksi insulin (hormon yang
mendorong tubuh menyimpan kelebihan kalori sebagai lemak).
Selain itu, pilih karbohidrat yang kaya serat ketimbang roti putih, sereal, dan pasta yang gizinya lebih sedikit namun kalorinya sama besarnya.
Selain itu, pilih karbohidrat yang kaya serat ketimbang roti putih, sereal, dan pasta yang gizinya lebih sedikit namun kalorinya sama besarnya.
Comments :
0 komentar to “Konsumsi Karbo Malam Hari Malah Bikin Langsing?”
Posting Komentar