Ide Muda, Banyak alasan yang membuat seseorang tak tahan lagi bekerja dalam
timnya, dan memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaannya saat ini. Ada
beberapa aspek yang membuat seseorang tak betah lagi bekerja. Di
antaranya ketidaksesuaian dengan nilai-nilai pada perusahaan, tidak lagi
merasa menikmati pekerjaan karena beban kerja terlalu berat atau
tuntutan kerja terlalu tinggi, hingga stres berat yang mulai memengaruhi
fisik dan mental.
Kalau Anda mengalami beberapa hal tersebut yang membuat Anda ingin segera resign, sebaiknya pikirkan kembali rencana tersebut. Donna Turner, Praktisi Sumber Daya Manusia Experd menyarankan pikirkan terlebih dahulu apakah Anda sudah menyikapi dan mengelola situasi kerja tersebut dengan optimal.
* Akar masalah.
Sudahkah Anda mencari akar masalahnya, apa akar penyebab masalah ini? Apakah jumlah SDM yang kurang memadai? Apakah ada anggota tim di mata rantai Anda, yang membuat Anda harus menerima konsekuensi atas kelambatan kerjanya, dan sebagai mata rantai terakhir, mengerjakannya hingga larut malam? Apakah Anda cenderung membiarkan terjadinya interupsi sepanjang hari sehingga tidak bisa mengontrol pekerjaan utama Anda?
* Mendiskusikan.
Bila akar penyebab masalah sudah diketahui, sudahkah Anda membicarakan hal itu dan membahas solusinya pada pihak berwenang terkait? Seperti mungkinkah jumlah SDM ditambah? Mungkin proses kerja yang tidak efektif perlu dipotong dan dibuat lebih efisien? Mungkinkah pihak-pihak yang memperlambat kerja ditegur, atau ditingkatkan skills-nya, atau mendapatkan couching atau konseling, sehingga performanya membaik dan bagian Anda menjadi lebih cepat kerjanya?
* Bekerja efektif.
Apakah Anda sudah bekerja dengan efektif, mendahulukan yang penting, memangkas interupsi yang tidak perlu, membedakan mana yang penting dan tidak penting, sehingga Anda tidak harus bekerja terburu-buru setiap saat untuk mengejar deadline? Bila hal ini sudah Anda lakukan, namun tidak juga mendapat respons positif, dan dibiarkan berlarut-larut oleh atasan, Anda bisa mempertimbangkan kemungkinan mengajukan resign, sesuai prosedur yang ada di perusahaan.
* Membuat rencana
Pikirkan kembali kebutuhan Anda bekerja. Apakah untuk mencari nafkah? Apakah untuk menambah pengalaman kerja untuk bisa melanjutkan kuliah? Apakah untuk meniti karier? Sudahkah Anda memiliki alternatif pengganti untuk mendapatkan kebutuhan utama Anda?
Bila hal ini sudah masuk dalam antisipasi Anda, boleh saja Anda mempertimbangkan langkah resign. Bila belum Anda perhitungkan, maka sudah waktunya menata dulu rencana dengan apik, menemukan ke mana Anda akan bekerja pasca resign.
Tentutakan apa rencana dan aksi Anda, sampai Anda sudah benar-benar siap resign dari perusahaan saat ini. Misalnya, mulai melamar kerja untuk diterima bekerja di tempat lain dengan jam kerja lebih "manusiawi", menjanjikan gaji dan fasilitas yang lebih fair.
Tentukan deadline yang masuk akal, tidak terlalu lama atau pun terlalu singkat untuk persiapan resign Anda.
source
Kalau Anda mengalami beberapa hal tersebut yang membuat Anda ingin segera resign, sebaiknya pikirkan kembali rencana tersebut. Donna Turner, Praktisi Sumber Daya Manusia Experd menyarankan pikirkan terlebih dahulu apakah Anda sudah menyikapi dan mengelola situasi kerja tersebut dengan optimal.
* Akar masalah.
Sudahkah Anda mencari akar masalahnya, apa akar penyebab masalah ini? Apakah jumlah SDM yang kurang memadai? Apakah ada anggota tim di mata rantai Anda, yang membuat Anda harus menerima konsekuensi atas kelambatan kerjanya, dan sebagai mata rantai terakhir, mengerjakannya hingga larut malam? Apakah Anda cenderung membiarkan terjadinya interupsi sepanjang hari sehingga tidak bisa mengontrol pekerjaan utama Anda?
* Mendiskusikan.
Bila akar penyebab masalah sudah diketahui, sudahkah Anda membicarakan hal itu dan membahas solusinya pada pihak berwenang terkait? Seperti mungkinkah jumlah SDM ditambah? Mungkin proses kerja yang tidak efektif perlu dipotong dan dibuat lebih efisien? Mungkinkah pihak-pihak yang memperlambat kerja ditegur, atau ditingkatkan skills-nya, atau mendapatkan couching atau konseling, sehingga performanya membaik dan bagian Anda menjadi lebih cepat kerjanya?
* Bekerja efektif.
Apakah Anda sudah bekerja dengan efektif, mendahulukan yang penting, memangkas interupsi yang tidak perlu, membedakan mana yang penting dan tidak penting, sehingga Anda tidak harus bekerja terburu-buru setiap saat untuk mengejar deadline? Bila hal ini sudah Anda lakukan, namun tidak juga mendapat respons positif, dan dibiarkan berlarut-larut oleh atasan, Anda bisa mempertimbangkan kemungkinan mengajukan resign, sesuai prosedur yang ada di perusahaan.
* Membuat rencana
Pikirkan kembali kebutuhan Anda bekerja. Apakah untuk mencari nafkah? Apakah untuk menambah pengalaman kerja untuk bisa melanjutkan kuliah? Apakah untuk meniti karier? Sudahkah Anda memiliki alternatif pengganti untuk mendapatkan kebutuhan utama Anda?
Bila hal ini sudah masuk dalam antisipasi Anda, boleh saja Anda mempertimbangkan langkah resign. Bila belum Anda perhitungkan, maka sudah waktunya menata dulu rencana dengan apik, menemukan ke mana Anda akan bekerja pasca resign.
Tentutakan apa rencana dan aksi Anda, sampai Anda sudah benar-benar siap resign dari perusahaan saat ini. Misalnya, mulai melamar kerja untuk diterima bekerja di tempat lain dengan jam kerja lebih "manusiawi", menjanjikan gaji dan fasilitas yang lebih fair.
Tentukan deadline yang masuk akal, tidak terlalu lama atau pun terlalu singkat untuk persiapan resign Anda.
source
Comments :
0 komentar to “Cari Akar Masalah dan Solusi Sebelum "Resign"”
Posting Komentar