Rasa malu, risih, atau ragu mengenai seksualitas kita sendiri, akan menghambat kita untuk mencapai klimaks saat berhubungan intim. |
Ide Muda, Sejumlah pria dilaporkan memiliki masalah dalam mencapai orgasme, namun jumlahnya sangat jarang. Yang lebih sering terjadi justru perempuan yang kesulitan mencapai orgsme. Menurut statistik Planned Parenthood, satu dari tiga perempuan memiliki masalah dalam mencapai orgasme ketika berhubungan seks. Kemudian 80 persennya sulit mencapai klimaks melalui penetrasi vagina.
"Disfungsi seksual wanita, yang meliputi ketidakmampuan orgasme, sangat umum terjadi. Menurut beberapa survei, persentasenya mencapai 43 persen, dan sudah menjadi topik perdebatan dan investigasi medis," papar Lisa Stern, RN, MSN, perawat yang bekerja untuk program Planned Parenthood di Los Angeles.
Stimulasi klitoral bisa saja dilakukan, namun Anda juga dapat mengatasi masalah ini dengan melakukan perawatan medis. Misalnya, terapi testosteron atau obat-obatan yang diminum. Tetapi karena pada beberapa kasus problem ini berhubungan dengan kondisi medis, seperti tiroid, depresi, atau diabetes, ada baiknya Anda melakukan perawatan terencana dengan dokter.
Bila Anda masih penasaran mengenai proses mencapai orgasme, simak berbagai paparan berikut ini:
Menemukan G-spot meningkatkan peluang orgasme
Area yang "ditemukan" oleh Ernst Grafenberg, MD, ahli kebidanan dan kandungan dari Jerman, pada tahun 1950-an ini sampai sekarang masih dianggap kontroversial. Para peneliti Inggris belum lama ini menyanggah keberadaan G-spot, meskipun para peneliti Italia menduga telah menemukan area ini melalui USG dan mempublikasikan temuan mereka di The Journal of Sexual Medicine. Pengajar seksualitas dari Amerika, Ava Cadell, termasuk yang mendukung keberadaan G-spot. Ia mendorong kaum perempuan untuk menemukan area mereka sendiri, karena lokasinya berbeda-beda antara satu perempuan dengan yang lain. Area ini kerap kali ditemukan di bagian dalam vagina, dan memiliki tekstur yang lebih kasar. Area yang terdiri atas banyak saraf ini diyakini merupakan kunci untuk membantu kaum perempuan mencapai orgasme yang lebih lama dan lebih kuat.
Area yang "ditemukan" oleh Ernst Grafenberg, MD, ahli kebidanan dan kandungan dari Jerman, pada tahun 1950-an ini sampai sekarang masih dianggap kontroversial. Para peneliti Inggris belum lama ini menyanggah keberadaan G-spot, meskipun para peneliti Italia menduga telah menemukan area ini melalui USG dan mempublikasikan temuan mereka di The Journal of Sexual Medicine. Pengajar seksualitas dari Amerika, Ava Cadell, termasuk yang mendukung keberadaan G-spot. Ia mendorong kaum perempuan untuk menemukan area mereka sendiri, karena lokasinya berbeda-beda antara satu perempuan dengan yang lain. Area ini kerap kali ditemukan di bagian dalam vagina, dan memiliki tekstur yang lebih kasar. Area yang terdiri atas banyak saraf ini diyakini merupakan kunci untuk membantu kaum perempuan mencapai orgasme yang lebih lama dan lebih kuat.
Pemakaian kondom tidak memengaruhi kualitas orgasme
Banyak orang, pria maupun wanita, yang mengaku enggan memakai kondom karena khawatir akan mengurangi sensasi bercinta. Tak terkecuali, kualitas orgasmenya. “Perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk mengalami orgasme dengan atau tanpa kondom, melenyapkan mitos bahwa kondom itu membuat seks tidak menyenangkan," papar Debby Herbenick, PhD, ilmuwan dari Indiana University dan penulis buku Because It Feels Good. “Malah, kondom bisa membantu pasangan menghabiskan waktu lebih laam untuk berhubungan seks, karena si pria tidak harus buru-buru 'mencabut' jika khawatir mengalami ejakulasi terlalu cepat."
Banyak orang, pria maupun wanita, yang mengaku enggan memakai kondom karena khawatir akan mengurangi sensasi bercinta. Tak terkecuali, kualitas orgasmenya. “Perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk mengalami orgasme dengan atau tanpa kondom, melenyapkan mitos bahwa kondom itu membuat seks tidak menyenangkan," papar Debby Herbenick, PhD, ilmuwan dari Indiana University dan penulis buku Because It Feels Good. “Malah, kondom bisa membantu pasangan menghabiskan waktu lebih laam untuk berhubungan seks, karena si pria tidak harus buru-buru 'mencabut' jika khawatir mengalami ejakulasi terlalu cepat."
Bila pasangan menolak memakai kondom karena mengurangi sensasi bercinta, berikan stimulasi secara manual sebelum melakukan intercourse, agar ia pun mendapatkan pengalaman yang sama nikmatnya.
Kepercayaan diri dapat memengaruhi kualitas orgasme
Rasa malu, risih, atau ragu mengenai seksualitas kita sendiri, akan menghambat kita untuk mencapai klimaks saat berhubungan intim. Menurut penelitian, apa yang kita rasakan mengenai bagian intim kita tersebut memang memengaruhi kualitas orgasme. "Sebagai perawat kesehatan wanita, saya bisa menjamin bahwa setiap vagina akan tampak berbeda, dan tidak ada vagina yang terlihat sempurna," ujar Stern. "Selama vagina Anda tidak nyeri, dan Anda tidak memiliki masalah yang abnormal, gatal, atau masalah medis lainnya, Anda dianggap sehat dan normal."
Kepercayaan diri dapat memengaruhi kualitas orgasme
Rasa malu, risih, atau ragu mengenai seksualitas kita sendiri, akan menghambat kita untuk mencapai klimaks saat berhubungan intim. Menurut penelitian, apa yang kita rasakan mengenai bagian intim kita tersebut memang memengaruhi kualitas orgasme. "Sebagai perawat kesehatan wanita, saya bisa menjamin bahwa setiap vagina akan tampak berbeda, dan tidak ada vagina yang terlihat sempurna," ujar Stern. "Selama vagina Anda tidak nyeri, dan Anda tidak memiliki masalah yang abnormal, gatal, atau masalah medis lainnya, Anda dianggap sehat dan normal."
Untuk mencapai orgasme, yang perlu Anda lakukan adalah meningkatkan kepercayaan diri. "Penting sekali untuk memperlakukan diri Anda dengan cara bagaimana Anda ingin orang lain memperlakukan Anda. Berikan pesan-pesan positif dan sehat mengenai diri Anda dan tubuh Anda," tambahnya. Kenali betul bagaimana penampilan bagian intim Anda, dan terimalah hal tersebut sebagai bagian dari diri Anda.
Orgasme bisa terjadi tanpa rangsangan seksual
Bila Anda tidak berhasil mendapatkannya dari pasangan, ternyata orgasme bisa Anda usahakan sendiri, tanpa bantuan pasangan! Ada perempuan yang mengalami orgasme saat dipijat, tapi ada pula mengalaminya setiap kali sedang menggunakan treadmill! Sebenarnya ada penjelasan di balik terjadinya peristiwa ini. Orgasme spontan yang terjadi saat melakukan aktivitas tertentu adalah akibat meningkatnya aliran darah ke area kemaluan, dan getaran atau kontak dengan klitoris. "Meningkatnya aliran darah dan relaksasi yang terjadi saat dipijat kadang-kadang juga bisa menyebabkan orgasme," ujar Stern.
Perempuan butuh waktu lebih lama
Proses mencapai orgasme pada kebanyakan perempuan umumnya lebih lama daripada laki-laki, dan hal ini normal saja. Menurut statistik, kebanyakan perempuan butuh sedikitnya 20 menit untuk mencapai klimaks. “Jika Anda mendapati pasangan hampir mencapai orgasme sebelum Anda mencapainya, ada cara kok untuk memperlambat si dia," kata Stern.
Orgasme bisa terjadi tanpa rangsangan seksual
Bila Anda tidak berhasil mendapatkannya dari pasangan, ternyata orgasme bisa Anda usahakan sendiri, tanpa bantuan pasangan! Ada perempuan yang mengalami orgasme saat dipijat, tapi ada pula mengalaminya setiap kali sedang menggunakan treadmill! Sebenarnya ada penjelasan di balik terjadinya peristiwa ini. Orgasme spontan yang terjadi saat melakukan aktivitas tertentu adalah akibat meningkatnya aliran darah ke area kemaluan, dan getaran atau kontak dengan klitoris. "Meningkatnya aliran darah dan relaksasi yang terjadi saat dipijat kadang-kadang juga bisa menyebabkan orgasme," ujar Stern.
Perempuan butuh waktu lebih lama
Proses mencapai orgasme pada kebanyakan perempuan umumnya lebih lama daripada laki-laki, dan hal ini normal saja. Menurut statistik, kebanyakan perempuan butuh sedikitnya 20 menit untuk mencapai klimaks. “Jika Anda mendapati pasangan hampir mencapai orgasme sebelum Anda mencapainya, ada cara kok untuk memperlambat si dia," kata Stern.
Menahan orgasme melalui pikiran bisa saja dilakukan, tetapi jika hal ini sulit diwujudkan, cobalah untuk menekan sekitar pangkal penis. Namun apabila ejakulasi dini hampir selalu terjadi, lebih baik ajak pasangan untuk mencari bantuan dengan berkonsultasi dengan dokter atau ahli urologi.
source
source
Comments :
0 komentar to “Kualitas Orgasme Tak Berkurang karena Kondom”
Posting Komentar