Ide Muda, Menyatukan dua kepala dalam satu perahu bukan hal yang mudah, meski saat pacaran Anda dan si dia merasa satu jiwa, satu napas, atau saling klop satu sama lain. Perlu Anda ketahui, hidup bersama perlu banyak penyesuaian dan hal itu terjadi hampir kepada semua pasangan pengantin baru.
1. "Sudah isi belum?"
Pertanyaan ini akan muncul lebih cepat dari yang Anda kira. Padahal, pesta pernikahan saja baru seminggu yang lalu, dan akan semakin sering timbul seiring dengan bertambahnya usia pernikahan. Sangat mungkin hal ini akan menimbulkan stres tersendiri. Tetapi, perlu Anda ingat, ada hal-hal yang memang di luar kendali manusia. Mungkin saja orang yang bertanya tak punya ide topik pembicaraan saat bertemu dengan Anda. Nah, bagaimana jika Anda yang menentukan topik dan mengarahkan percakapan?
2. Lebih sering bertengkar
Gabungan dari dua kehidupan dapat membuat kericuhan sendiri, bahkan bagi pasangan yang sabar sekalipun. Hal sepele, seperti ia selalu saja sembarangan meninggalkan pakaian kotor di lantai, handuk basah di tempat tidur, atau kebiasaan Anda berganti-ganti pakaian sebelum keluar rumah membuatnya gila. Semua itu akan memicu adu mulut, pertengkaran kecil, hingga saling melontarkan ejekan kasar yang selama pacaran tak pernah keluar. Ini bukan sesuatu yang buruk, sebab setelah pertengkaran dan berbaikan terus-menerus, justru mampu menguatkan ikatan kalian. Konflik bisa memecah belah, tapi juga menguatkan hubungan. Meski Anda tak mungkin menghindari konflik dengan suami, tapi tetap bisa mengendalikan hasilnya.
3. Keluarganya ikut campur
Harus disadari bahwa hasil dari pernikahan adalah penambahan anggota keluarga baru yang juga penting. Orang tua suami akan berada dalam hidup Anda untuk jangka panjang (selamanya). Ibu mertua sangat mungkin membuat Anda stres oleh semua nasihat yang tidak Anda minta. Mulai dari dekorasi rumah hingga menu makan malam. Anda akan sangat mungkin dengan mudah menganggap beliau turut campur atau ikut mengatur kehidupan rumah tangga Anda. Kuncinya adalah dengan tetaplah menganggap semua itu sebagai nasihat orang tua kepada anaknya. Terima saja semua masukan darinya, dengarkan lebih dahulu, toh semua keputusan ada di tangan Anda.
4. Kangen ibu sendiri
Sekarang Anda sudah hidup bersama suami, jangan heran jika Anda merindukan hari-hari ketika orang lain mengurus semua tugas domestik yang membosankan. Segala tanggung jawab, mulai dari kebersihan rumah hingga mengatur menu yang dulunya dikerjakan oleh ibu Anda, sekarang menjadi domain Anda. Bahkan jika suami bersedia membantu, tetap saja Anda akan merindukan masa-masa bebas tanggung jawab.
5. Seks menjadi hal yang rutin
Tenang, hal ini tidak berarti bahwa setelah menikah gairah akan semakin melemah atau lenyap. Sebenarnya hanya lebih mudah diprediksi dan menjadi hal rutin yang diulang-ulang. Jangan buru-buru mengambil kesimpulan Anda bosan, karena hal yang sebenarnya terjadi adalah proses perubahan. Bayangkan saja, hal yang dulu masa pacaran bikin kalian penasaran setengah mati sekaligus takut untuk kebablasan, setelah menikah semuanya bebas dilakukan kapan saja. Tak hanya urusan seks, kehidupan bersamanya pada umumnya menjadi pola yang lebih dapat diprediksi. Kurang deg-degannya. Dalam departemen seks tak perlu khawatir, sebab untuk yang satu ini sudah banyak panduannya, misalnya majalah perempuan atau klik saja Kompas Female bagian artikel seks. Masalah teratasi!
6. Kebiasaan buruk terungkap
Mungkin saat pacaran dulu Anda tak pernah mengetahui betapa joroknya dia. Seperti kebiasaan makan di atas tempat tidur sambil menonton televisi dan meninggalkan remah-remah di seprai. Minum soda langsung dari botolnya tanpa gelas, kemudian sisanya ditaruh kembali di kulkas atau meninggalkan piring kotor di meja makan begitu saja. Ingatlah dua hal, pertama, tak ada lelaki yang sempurna. Kedua, Anda menikahinya karena cinta, dan sedikit demi sedikit atas nama cinta ia bisa berubah kok. Apalagi dengan rayuan lembut perempuan yang dicintainya.
7. Mendapatkan hadiah yang tidak romantis
Hal seperti ini tidak selalu terjadi sih, tapi ada kemungkinan tahun depan, saat merayakan ulang tahun pernikahan (atau ulang tahun Anda) sangat mungkin diberi hadiah yang sangat tidak romantis. Misal, Anda mendapatkan hadiah satu set cangkir atau blender. Kebanyakan laki-laki memang selalu berpikir praktis, mungkin ia berpikir Anda membutuhkannya. Saran: tak ada salahnya memberi dia sedikit petunjuk tentang hadiah yang Anda inginkan. Percayalah, seiring waktu ia akan belajar dan tahu hadiah yang Anda suka tanpa diberi petunjuk.
8. Pentingnya liburan berdua
Saat ini, setelah menikah, bulan madu masih terasa baru kemarin. Tetapi, setelah sekian lama menikah dengan banyaknya hal yang selalu saja lebih mendesak dan penting dibanding berlibur berdua, kalian akan lupa untuk mengagendakannya. Sayang sekali, maka sejak awal berkomitmenlah untuk melakukannya rutin. Tak perlu harus menguras kocek banyak seperti liburan keluar negeri, cukup pergi keluar kota berduaan saat akhir pekan. Hal ini akan menjaga romantisme dan mengingatkan kembali alasan kalian berdua menikah, apa lagi kalau bukan cinta.
1. "Sudah isi belum?"
Pertanyaan ini akan muncul lebih cepat dari yang Anda kira. Padahal, pesta pernikahan saja baru seminggu yang lalu, dan akan semakin sering timbul seiring dengan bertambahnya usia pernikahan. Sangat mungkin hal ini akan menimbulkan stres tersendiri. Tetapi, perlu Anda ingat, ada hal-hal yang memang di luar kendali manusia. Mungkin saja orang yang bertanya tak punya ide topik pembicaraan saat bertemu dengan Anda. Nah, bagaimana jika Anda yang menentukan topik dan mengarahkan percakapan?
2. Lebih sering bertengkar
Gabungan dari dua kehidupan dapat membuat kericuhan sendiri, bahkan bagi pasangan yang sabar sekalipun. Hal sepele, seperti ia selalu saja sembarangan meninggalkan pakaian kotor di lantai, handuk basah di tempat tidur, atau kebiasaan Anda berganti-ganti pakaian sebelum keluar rumah membuatnya gila. Semua itu akan memicu adu mulut, pertengkaran kecil, hingga saling melontarkan ejekan kasar yang selama pacaran tak pernah keluar. Ini bukan sesuatu yang buruk, sebab setelah pertengkaran dan berbaikan terus-menerus, justru mampu menguatkan ikatan kalian. Konflik bisa memecah belah, tapi juga menguatkan hubungan. Meski Anda tak mungkin menghindari konflik dengan suami, tapi tetap bisa mengendalikan hasilnya.
3. Keluarganya ikut campur
Harus disadari bahwa hasil dari pernikahan adalah penambahan anggota keluarga baru yang juga penting. Orang tua suami akan berada dalam hidup Anda untuk jangka panjang (selamanya). Ibu mertua sangat mungkin membuat Anda stres oleh semua nasihat yang tidak Anda minta. Mulai dari dekorasi rumah hingga menu makan malam. Anda akan sangat mungkin dengan mudah menganggap beliau turut campur atau ikut mengatur kehidupan rumah tangga Anda. Kuncinya adalah dengan tetaplah menganggap semua itu sebagai nasihat orang tua kepada anaknya. Terima saja semua masukan darinya, dengarkan lebih dahulu, toh semua keputusan ada di tangan Anda.
4. Kangen ibu sendiri
Sekarang Anda sudah hidup bersama suami, jangan heran jika Anda merindukan hari-hari ketika orang lain mengurus semua tugas domestik yang membosankan. Segala tanggung jawab, mulai dari kebersihan rumah hingga mengatur menu yang dulunya dikerjakan oleh ibu Anda, sekarang menjadi domain Anda. Bahkan jika suami bersedia membantu, tetap saja Anda akan merindukan masa-masa bebas tanggung jawab.
5. Seks menjadi hal yang rutin
Tenang, hal ini tidak berarti bahwa setelah menikah gairah akan semakin melemah atau lenyap. Sebenarnya hanya lebih mudah diprediksi dan menjadi hal rutin yang diulang-ulang. Jangan buru-buru mengambil kesimpulan Anda bosan, karena hal yang sebenarnya terjadi adalah proses perubahan. Bayangkan saja, hal yang dulu masa pacaran bikin kalian penasaran setengah mati sekaligus takut untuk kebablasan, setelah menikah semuanya bebas dilakukan kapan saja. Tak hanya urusan seks, kehidupan bersamanya pada umumnya menjadi pola yang lebih dapat diprediksi. Kurang deg-degannya. Dalam departemen seks tak perlu khawatir, sebab untuk yang satu ini sudah banyak panduannya, misalnya majalah perempuan atau klik saja Kompas Female bagian artikel seks. Masalah teratasi!
6. Kebiasaan buruk terungkap
Mungkin saat pacaran dulu Anda tak pernah mengetahui betapa joroknya dia. Seperti kebiasaan makan di atas tempat tidur sambil menonton televisi dan meninggalkan remah-remah di seprai. Minum soda langsung dari botolnya tanpa gelas, kemudian sisanya ditaruh kembali di kulkas atau meninggalkan piring kotor di meja makan begitu saja. Ingatlah dua hal, pertama, tak ada lelaki yang sempurna. Kedua, Anda menikahinya karena cinta, dan sedikit demi sedikit atas nama cinta ia bisa berubah kok. Apalagi dengan rayuan lembut perempuan yang dicintainya.
7. Mendapatkan hadiah yang tidak romantis
Hal seperti ini tidak selalu terjadi sih, tapi ada kemungkinan tahun depan, saat merayakan ulang tahun pernikahan (atau ulang tahun Anda) sangat mungkin diberi hadiah yang sangat tidak romantis. Misal, Anda mendapatkan hadiah satu set cangkir atau blender. Kebanyakan laki-laki memang selalu berpikir praktis, mungkin ia berpikir Anda membutuhkannya. Saran: tak ada salahnya memberi dia sedikit petunjuk tentang hadiah yang Anda inginkan. Percayalah, seiring waktu ia akan belajar dan tahu hadiah yang Anda suka tanpa diberi petunjuk.
8. Pentingnya liburan berdua
Saat ini, setelah menikah, bulan madu masih terasa baru kemarin. Tetapi, setelah sekian lama menikah dengan banyaknya hal yang selalu saja lebih mendesak dan penting dibanding berlibur berdua, kalian akan lupa untuk mengagendakannya. Sayang sekali, maka sejak awal berkomitmenlah untuk melakukannya rutin. Tak perlu harus menguras kocek banyak seperti liburan keluar negeri, cukup pergi keluar kota berduaan saat akhir pekan. Hal ini akan menjaga romantisme dan mengingatkan kembali alasan kalian berdua menikah, apa lagi kalau bukan cinta.
Comments :
0 komentar to “8 Hal yang Perlu Diketahui Pengantin Baru”
Posting Komentar